Sabtu, 31 Maret 2012

Mickey Minnie Mouse

Masih tentang kita. Masih tentang Mickey dan Minnie…
Teringat saat kau memegang tanganku saat itu.
10 Desember 2010.. Tepat saat kau berulang tahun yang ke 16 th. Malam itu, pukul 19.00 WIB aku menyuruhmu pergi ke pinggir danau tempat dimana kita pertama jadian.
Kau datang dengan Honda hitammu, memakai  Jacket berwarna abu-abu khas seperti penampilanmu. Perlahan kau menghampiriku yang sedang duduk di kursi tepat dibawah pohon pinggir danau. Rembulan menjadi saksi malam itu. Suara jangkrik yang bersahutan menambah suasana malam semakin pekat. Dedaunan masih basah karena hujan tadi sore. INDAH. Malam itu sangat indah.
Masih terngiang ucapanmu waktu itu,
“Minnie, ada apa?” ucapnya lembut. Tanpa kusuruh dia duduk disampingku.
Aku tersenyum. Namun tetap menatap ke depan tanpa memandang bola matanya.
“Minnie,,,,,” ucapnya lagi. Kali ini suaranya bergetar. Nada bicaranya sedikit panik. Mungkin takut ada apa-apa denganku karena aku tak menjawab pertanyaannya.
Kemudian aku memandangnya, masih dalam senyum kecilku, aku menatap bola matanya.
“Happy Birthday sayang,” ucapku pelan.
Dia tersenyum.
“Menyuruhku kesini hanya untuk mengatakan itu?”  tanya Mickey sambil tersenyum.
“Memangnya kenapa? Tidak suka?” aku mulai kesal.
Dia tersenyum lagi, kemudian memelukku sangat erat. “I LOVE YOU MINNIE. AKU SAYANG KAMU,”ungkapannya menenangkan hatiku.
“Uhuk..Uhuk..  erat sekali pelukanmu? Sudah handal memeluk cewek ya?” aku melepas pelukannya sambil tersenyum kecil.
Dia diam. Kami saling berpandangan.
“Kau ini. Kenapa bicara seperti itu?” dia terlihat kesal.
Aku tak mempedulikan kata-katanya. Wajahku menunduk menahan tawa.
“Hei.. Cewek bodoh !! Dasar Bodoh !! sudah tau ada cowok keren dipinggirnya masih saja jutek,” dia tambah kesal.
Aku semakin menunduk. Tak kuat menahan tawa. Dan akhirnya,,,
“Hahahahha. Hahahaha,” akupun tertawa. Tak kuat lagi melihat wajah jeleknya yang terlihat semakin jelek saat dia sedang marah.
“Sial. Aku tertipu lagi,” celetuk Mickey sambil melototiku. Tanpa kusadari dia mencoba menarikku. Aku yang masih dalam keadaan tertawa lepas berlari tanpa tau arah.
“Hei.. jangan lari,” dia mengejarku.
Suasana malam yang indah itu akhirnya jadi kacau gara-gara kami sibuk kejar-kejaran.
Beberapa menit kemudian aku berhenti. “Capek Mickey, Ampuuuunn !” ucapku memelas.
Dia menghampiriku dengan senyum puas. Kemudian mengelus rambut ikalku dengan lembut. “Jangan pergi dariku ya.. Aku sayang kamu.”
Tieng !!! aku kikuk. Semakin kikuk. Dan sangat kikuk..
Aku menatap bola matanya. Di dalam sana seperti ada makna yang tak pernah aku tau apa itu. Makna yang tersirat yang menggambarkan keadaan hatinya. TUHAN !! beri aku keajaiban agar aku mampu memahami makna yang tersirat itu.
“Lihat itu,,,” Mickey menunjuk ke langit membuyarkan lamunanku..
Aku tertegun. Di atas sana banyak sekali bintang yang bertaburan. Memang terlihat biasa, tapi sangat luar biasa jika kita melihatnya dengan orang yang kita sayang. Seperti di drama korea saja.. hehe…
“Lihat yang sebelah sana,” ucapku sambil menunjuk ke ujung barat.
DUAAAAAAAAAARRRR,, DUAAARRRRRRR, DUAAAAAAARRRR… Kembang api yang aku pesan untuknya mulai beraksi..
“Dan lihat itu,” kali ini aku menunjuk ke atas tepat diatas kepala kami.
Ciiiiuuuuuu DUUUUUAAAAAAAARRR… DUAAARRRRR.. DUAAAAAAARRR,,, kembang apinya meletus lagi. J J J
Dia terlihat senang. Wajahnya berseri. Dibibirnya ada senyum yag mengembang.
“Punya uang berapa sampai membuat kejutan seindah ini?” ucanya agak jutek. Tapi matanya tak bisa berbohong kalau dia merasa sangat senang.
“hehe. Tenang saja. Aku gak sendirian kok,” jawabku santai.
“Maksudnya ?”
“Lihat itu,” aku menunjuk ke belakang Mickey. Dan disana sudah berbaris rapi sahabat-sahabatku dan sahabat-sahabatnya.
Lagi-lagi Mickey tersenyum. Kali ini dia memegang kedua tanganku. Dia menatapku dalam-dalam. Tatapan yang lembut. Lagi-lagi aku kikuk. Tak kuat memandang bola matanya. Aku menunduk. Dia mengangkat daguku. “Kenapa menunduk?” tanyanya lembut.
“Matamu sangat tajam. Aku tak kuat melihatnya lama-lama.” Jawabku lirih. Saat itu nada bicaraku berbeda. AKu merasakan suaraku sedikit bergetar. Mungkin karena grogi, nervous, atau apalah namanya. J
“Itu namanya cinta.” ucapnya lagi. “Sekarang tatap aku,” lanjutnya dengan nada penuh kasih sayang.
Dengan malu-malu aku memandang bola matanya. TUHAN !! Terima kasih sudah mengambalikan dia ke sisiku. Terima kasih atas semua ini. AKU BAHAGIA, AKU TERHARU..  :’)
“Suatu saat nanti kalau kita bertengkar jangan pernah katakan kata putus ya ?? Aku belum siap kehilangan kamu.” Katanya tulus. Aku merasakan ketulusan itu. Mendengar itu semua mataku berkaca-kaca. “Jangan menangis sayang, aku ada disini,” dia memelukku.
“Terima kasih sayang,” ungkapnya lagi.
Dengan senang hati aku membalas pelukannya. Jempol tangan kananku ku angkat untuk memberi nilai Plus kepada sahabat-sahabatku yang sedang berbaris rapi dibelakang sana. THANKS TEMAN. YOU’RE THE BEST..  JJJJJ
“Mickey sayang Minnie?” tanyaku kemudian.
“Sangat.”
“Seberapa sayang?” tanyaku lagi.
“ Tidak bisa diungkapkan. Melebihi rasa sayang pada diriku sendiri.”
“Tidak bohong?” aku melepas pelukannya.
Tiba-tiba dia menatapku tajam. “Di mataku apakah ada kebohongan?” suaranya terdengar serius.
Aku menggeleng.
Kemudian dia memelukku lagi.
“Jangan selingkuh ya !!” perintahku seperti anak kecil yang sedag membuat kesepakatan dengan seseorang yang sudah dewasa.
“Iya Minnie-ku sayang.” J J J
Tapi setelah itu, aku merasa ada suara raungan di telingaku. Mengganggu sekali.
Suara itu tambah keras.. semakin keras,,, sangat keras.. dan akhirnya ..
aku pun TERBANGUN…
SIAL. Aku melihat temanku mendekur. Aku tatap sekeliling. Ternyata aku masih di tenda perkemahan.. hhuhuhu… LLLLLL